PERAN PENDIDIK DALAM PERSPEKTIF LANDASAN FILOSOFIS
Fitri Ramayanti, S.Pd
PENDAHULUAN
Pendidikan
pada hakikatnya merupakan interaksi komponen-komponen yang esensial dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan. Perpaduan antara keharmonisan dan keseimbangan serta
interaksi unsur esensial pendidikan, pada tahap operasional sangat menentukan
keberhasilan pendidikan.
Kegiatan pendidikan dapat berjalan dengan baik jika ditunjang oleh beberapa
komponen, antara lain pendidik, peserta didik serta tenaga dan sarana kependidikan.
Dengan adanya dukungan dari komponen-komponen tersebut, maka kegiatan
pengembangan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi
cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya.
Dalam kegiatan pendidikan, tenaga pendidik
mempunyai peranan yang sangat penting. Pendidik atau
guru, secara langsung atau tegas menerima kepercayaan dan tanggung jawab yang
diembankan terhadap anak didik. Sebab segala prilaku dan budi pekerti hendaknya
memberi contoh tauladan yang baik bagi anak didik. Untuk itu pendidik harus
terlebih dahulu memperbaiki dirinya sebelum melakukan transfer ilmu pengetahuan
dan nilai-nilai kepada anak didik dalam proses belajar mengajar.
Nilai-nilai yang
diteruskan oleh guru atau tenaga kependidikan dalam rangka melaksanakan
tugasnya, tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan, apabila
diutarakan sekaligus merupakan pengetahuan, pilihan hidup dan praktek
komunikasi. Jadi walaupun pengutaraannya berbeda namanya, oleh karena dipandang
dari sudut guru dan dan sudut siswa, namun yang diberikan itu adalah nilai yang
sama, maka pendidikan tenaga kependidikan pada umumnya dan guru pada khususnya
sebagai pembinaan prajabatan, bertitik berat sekaligus dan sama beratnya pada
tiga hal, yaitu melatih mahasiswa, calon guru atau calon tenaga kependidikan
untuk mampu menjadi guru atau tenaga kependidikan yang baik, khususnya dalam
hal ini untuk mampu bagi yang bersangkutan untuk melaksanakan tugas profesional.
Dalam kegiatan pendidikan akan muncul masalah yang lebih luas, kompleks,
dan mendalam serta tidak terbatas oleh pengalaman indrawi maupun fakta-fakta
sehingga tidak dapat dijangkau oleh ilmu pendidikan (science of education).
Masalah-masalah tersebut antara lain adalah tujuan pendidikan yang bersumber
dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai pandangan hidup manusia. Nilai dan
tujuan hidup memang merupakan suatu fakta, namun pembahasannya tidak dapat
dikaji hanya dengan menggunakan pendekatan sains, melainkan diperlukan suatu
perenungan yang lebih mendalam melalui filsafat.
Sejarah filsafat
menunjukkan bahwa tidak hanya satu filsafat yang berkembang, melainkan banyak
jenis aliran atau mazhab filsafat. Dalam filsafat ditemukan adanya aliran seperti
idealisme, realisme, materialisme, pragmatisme, eksistensialime, dan
sebagainya. Dengan demikian, pendekatan filosofis dalam memaknai teori
pendidikan akan didasari oleh berbagai aliran filsafat tersebut. Dalam
mempelajari dan mengembangkan teori pendidikan perlu dipahami aliran-aliran
filsafat yang melandasinya.
Kiranya peran pendidik tidak sekedar dipandang sebagai kegiatan
mendidik yang bersifat rasional semata
akan tetapi ada sesuatu yang mendasarinya. Peranan filsafat dalam mendasari
teori ataupun praktek pendidikan merupakan salah satu sumbangan berharga bagi
pengembangan pendidikan.
Berdasarkan uraian
diatas, makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai tinjauan peran pendidik dalam perspektif
landasan filosofis.
1. Definisi
Filosofis
Dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat berarti alam
pikiran atau alam
berpikir.
Berfilsafat artinya berpikir, namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah
berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Tegasnya, filsafat adalah karya
akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran
dengan sedalam-dalamnya. Filsafat merupakan ilmu atau pendekatan yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu. Menurut Immanuel Kant
(1724-1804) yang seringkali disebut sebagai
raksasa pemikir Barat, filsafat adalah ilmu pokok yang merupakan pangkal dari segala pengetahuan.
Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani : philosophia. Seiring perkembangan jaman
akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti : philosophic dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; philosophy dalam bahasa Inggris; philosophia dalam bahasa Latin; dan
“falsafah” dalam bahasa Arab.
Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa
Arab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa Yunani yaitu philosophia – philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa
dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah
pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat.
Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam.
Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan
pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa :
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang
asli. Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu
(pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain
halnya dengan Al Farabi yang berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan)
tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
Beberapa arti filsafat menurut para ahli:
1.
Aristoteles (384
- 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala
benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan
tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
2.
Cicero (106
– 43 SM) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all
the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan).
3.
Johann
Gotlich Fickte (1762-1814) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre ilmu dari
ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan
sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan
seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
4.
Paul Nartorp
(1854 – 1924) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan
kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang
memikul sekaliannya .
5.
Imanuel Kant
(1724 – 1804) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan
pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
a. Apakah yang dapat kita kerjakan?(jawabannya metafisika)
b. Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika)
c. Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama)
d. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi)
6.
Notonegoro: Filsafat
menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang
tetap tidak berubah, yang disebut hakekat.
7.
Driyakarya :
filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada
dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa
yang penghabisan “.
8.
Sidi
Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran ,
tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik
dan universal.
9.
Harold H.
Titus (1979): (1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap
kehidupan dan al_m yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah
suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang
dijunjung tinggi; (2) Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu
pandangan keseluruhan; (3) Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan
penjelasan tentang arti kata dan pengertian (konsep); Filsafat adalah kumpulan
masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para
ahli filsafat.
10.
Hasbullah
Bakry: Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan
mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah
mencapai pengetahuan itu.
11.
Prof.
Mr.Mumahamd Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia menemui
kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
12.
Prof.Dr.Ismaun,
M.Pd. : Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan
qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis,
fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan
kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
13.
Bertrand
Russel: Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan
sains. Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai
masalah-masalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh,
tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian
akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
B. Definisi
Pendidik
Dalam
pengertian yang sederhana, pendidik adalah
orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik, sedangkan dalam
pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat
tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal (Sekolah atau institusi
pendidikan dengan kurikulum yang jelas dan terakreditasi), tetapi bisa juga di
lembaga pendidikan non formal (Lembaga Pendidikan Ketrampilan, Kursus, di
mesjid, di surau/musala, di gereja, di rumah, dan sebagainya).
Pendidik merupakan tenaga profesional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
(UU No.20 Tahun 2003, Pasal 39
(2))
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak
Pendidikan Nasional) mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi
pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup
dan menghidupkan anak yang selaras.
C. SYARAT PENDIDIK
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh
seorang pendidik, antara lain :
1. Persyaratan Jasmaniah Dan Kesehatan
Guru adalah petugas lapangan
dalam pendidikan. Oleh karena itu syarat pertama yang harus dipenuhi oleh
seorang guru antara lain :
a)
Guru tidak boleh
mempunyai cacat tubuh yang nyata.
b)
Guru harus sehat jasmani
(tidak sakit apapun)
c)
Guru harus sehat jiwa
2. Persyaratan Pengetahuanm Pendidikan
Untuk menjadi seorang guru
perlu adanya pendidikan khusus. Adapun pengetahuan – pengetahuan yang penting
bagi seorang guru antara lain:
a) Pengetahuan tentang pendidikan
b) Pengetahuan psikologi
c) Pengetahuan tentang kurikulum
d) Pengetahuan tentang metode mengajar
e) Pengetahuan tentang dasar dan tujuan pendidikan
f) Pengaetahuan tentang moral, nilai – nilaidan norma –
norma
3. Persyaratan Kepribadian
Kepribadian pada dasarnya
adalah keseluruhan dari ciri – ciri dan tingkah laku dari seseorang. Dalam
pembicaraan disini pengertian kepribadian lebih ditekankankepada kelakuan,
tabiat, sikap dan minat. Kelakuan dan tabiat adalah
sesuatu yang berhubungan dengan moral. Dalam kaitannya persyaratan seorang
guru. Guru haruslah mempunyai kepribadian yang luhur. Sebab guru adalah
sosok yang dijadikan panutan oleh anak didik. Persyaatan –
Persyaratan Khusus Persyaratan ini antara lain :
a) Seorang guru harus berjiwa pancasila
b) Menurut uu no. 4 tahun 1950, babx pasal 15 bunyinya
: “ syarat utama untuk menjadi guru, selain ijazah dan syarat – syarat mengenai
kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat – sifat yang perlu untuk dapat
memberikan pendidikan dan pengajaran seperti yang dimaksud dalam pasal 3,
dan pasal 4, dan pasal 5 dari undang – undang ini.” Pasal 3 tentang
tujuan pendidikan dan pengajaran Pasal 4 tentang dasar – dasar pendidikan
dan pengajaran Pasal 5 tentang bahasa
4.
Persyaratan Menurut
Ronggo Warsito
Menurut rangga warsita oranmg yang pantas menjadi guru
adalah
a) orang yang dari keturunan terhormat
b) orang yang taat beribadah
c) orang yang bermoral tinggi
D. Landasan
Filosofis Peran Pendidik
Landasan filosofis
bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan, meyangkut
keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang
lebih baik dijalankan. Aliran filsafat
yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Pragmatisme dan Scholastisisme
1. Idealisme
Idealisme merupakan
sistem filsafat yang telah dikembangkan oleh para filsuf di Barat maupun di
Timur. Di Timur, idealisme berasal dari India Kuno, dan di Barat idealisme
berasal dari Plato, yaitu filsuf Yunani yang hidpu pada tahun 427-347 sebelum
Masehi. Dalam pengertian filsafati, idealisme adalah sistem filsafat yang
menekankan pentingnya keunggulan pikiran (mind), roh (soul) atau
jiwa (spirit) dari pada hal-hal yang bersifat kebendaan atau
material. Pandangan-pandangan umum yang disepakati oleh para filsuf idealisme,
yaitu:
a). Jiwa (soul) manusia adalah unsur yang
paling penting dalam hidup.
b). Hakikat akhir alam semesta pada dasarnya
adalah nonmaterial.
Menurut kaum idealisme, pendidik berperan
sebagai agen
penting dalam menolong siswa mengembangkan potensinya
semaksimal mungkin. Pendidi yang idealis menyajikan bahan belajar berupa warisan budaya yang
terbaik. Membuat siswa berperan dalam
menyumbangkan karya mereka untuk kebudayaan. Sejarah dilihat sebagai cara melihat bagaimana manusia besar memberikan sumbangsih pada dunia. Pendidik akan menyajikan karya klasik terbaik
dibidang seni, literatur maupun musik untuk
dipelajari dan dinikmati.
Menurut kaum idelis, pendidik bertugas untuk melatih
berpikir kreatif agar menghasilkan siswa yang unggul, guru memiliki pengetahuan
yang luas dan unggul.
2.
Realisme
Aliran filsafat realisme berpendirian bahwa pengetahuan manusia itu adalah
gambaran yang baik dan tepat dari kebenaran. Konsep filsafat menurut aliran
realisme adalah:
(a) Metafisika-realisme; Kenyataan
yang sebenarnya hanyalah kenyataan fisik (materialisme); kenyataan
material dan imaterial (dualisme), dan kenyataan yang terbentuk dari
berbagai kenyataan (pluralisme);
(b) Humanologi-realisme; Hakekat
manusia terletak pada apa yang dapat dikerjakan. Jiwa merupakan sebuah
organisme kompleks yang mempunyai kemampuan berpikir;
(c) Epistemologi-realisme;
Kenyataan hadir dengan sendirinya tidak tergantung pada pengetahuan dan gagasan
manusia, dan kenyataan dapat diketahui oleh pikiran. Pengetahuan dapat diperoleh
melalui penginderaan. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan
memeriksa kesesuaiannya dengan fakta;
(d) Aksiologi-realisme; Tingkah
laku manusia diatur oleh hukum-hukum alam yang diperoleh melalui ilmu, dan pada
taraf yang lebih rendah diatur oleh kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat yang
telah teruji dalam kehidupan.
Menurut Kaum realisme, pendidik
berperan sebagai penentu materi pelajaran, membuat mata pelajaran, sebagai
sesuatu yang kongkrit untuk dialami siswa, harus mengusai pengetahuan, teknik-teknik
mengajar, mengembangkan kompetensi dan mencapai tujuan pendidikan.
3.
Pragmatisme
Istilah Pragmatisme
berasal dari bahasa Yunani “ Pragma” yang berarti perbuatan (action) atau tindakan (practice). Isme sendiri berarti ajaran atau paham. Dengan demikian Pragmatisme
itu berarti ajaran yang menekankan bahwa pemikran itu menuruti tindakan.
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang
mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya
sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat
secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang
penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada
individu-individu.
Menurut kaum Pragmatisme,
pendidik berperan menyediakan pengalaman, membimbing pemecahan masalah, membimbing
memecahkan tujuan, bekerja sama dalam
evaluasi kelas progresivisme.
4.
Scholastisisme
Scholastisisme berpandangan bahwa kenyataan
sebenarnya terdiri atas kenyataan fisik dan material serta kenyataan rohaniah
dan cita yang lebih tinggi daripada kenyataan fisik
dan material. Tujuan pendidikan adalah membantu individu mencapai tingkat tertinggi sebagai manusia, yaitu manusia yang berkembang penuh akal pikirannya, dan yang tunduk patuh
kepada hukum Tuhan.
Orientasi
pendidikan Scholastisisme adalah Perennialisme (Callahan and Clark, 1983). Hal ini dapat dipahami
karena pendidikan Scholastisisme menekankan pengetahuan pengetahuan dan nilai-nilai kebenaran yang
bersifat universal, absolue, menetap
atau abadi, serta prinsipnya yang religius. Perennialisme memandang tugas
pendidikan adalah untuk memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai kebenaran yang pasti, universal,
absolute dan abadi atau menetap tersebut
yang terdapat dalam kebudayaan masa lampau yang diakuinya sebagai kebudayaan yang
ideal.
Menurut
kaum Scholastisisme, pendidik harus menjadi teladan yang
baik bagi siswanya. Pendidik mempunyai wewenang untuk mengatur kelas.
E.
Kesimpulan
Filsafat merupakan ilmu atau pendekatan yang mempelajari dengan
sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.
Pendidik merupakan tenaga profesional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Peran pendidik menurut aliran
filsafat :
1. Kaum Idealisme
: pendidik
bertugas untuk melatih berpikir kreatif agar menghasilkan siswa yang unggul,
guru memiliki pengetahuan yang luas dan unggul.
2. Kaum Realisme : pendidik berperan sebagai penentu materi pelajaran, membuat mata pelajaran,
sebagai sesuatu yang kongkrit untuk dialami siswa, harus mengusai pengetahuan,
teknik-teknik mengajar, mengembangkan kompetensi dan mencapai tujuan
pendidikan.
3. Kaum Pragmatisme, pendidik
berperan menyediakan
pengalaman, membimbing pemecahan masalah, membimbing memecahkan tujuan, bekerja sama dalam evaluasi kelas
progresivisme.
4. Kaum Scholastisisme, pendidik harus menjadi teladan yang
baik bagi siswanya. Pendidik mempunyai wewenang untuk mengatur kelas.
Daftar Pustaka
Pidarta, Made. (2007). Landasan Kependidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Persyaratan Pendidik
Diunduh tanggal 8 November 2013 pukul 19.05
Syero. Brenda. 2012. Makna Filosofis
Diunduh tanggal 8 November 2013 pukul 19.15
Yoeja, Yeppeun. 2013. Landasan Filosofis
Diunduh tanggal 8 November 2013 pukul 20.35
1 komentar:
Casino Near Bryson City, Bryson City, NC
Casino 강릉 출장안마 Near Bryson City, Bryson City, NC · A 안산 출장샵 map showing casinos and other gaming 목포 출장마사지 facilities 나주 출장안마 located near Bryson City Casino, Bryson 1xbet app City, NC.
Posting Komentar